INTROVERT VS EKSTROVERT
Intovert itu pemalu..
Ekstrovert itu aktif dan tukang ngomong..
Introvert itu kesepian, soalnya nggak
punya temen..
“Iya nih gue nggak jago public speaking,
gue introvert soalnya..”
“Liat, deh! Si A jago ngomong, enak sih dia
mah ekstrovert..”
Aloha! Hayo.. ada yang pernah denger nggak nih, kalimat-kalimat diatas?
Hmm,
gue yakin, seenggaknya kalian pernah denger satu atau dua stereotype tentang intro
ekstro kayak yang gue paparin di atas. Or..
kalian pernah jadi ‘objek’ stereotypenya? Wah, atau jangan-jangan kalian
sendiri pernah berasumsi “Introvert pemalu, ekstrovert super aktif?”
Kira-kira, itu semua bener nggak ya? Atau hanya miskonsepsi semata?
Setelah kemarin gue melakukan polling di Instastory gue tentang tema blog apa yang harus gue bahas, followers gue dominan memilih buat gue bahas tema ini, which is good soalnya sesuai sama apa yang lagi pengen gue omongin, hehe. Ditambah, kemarin temen sekolah gue juga sempet nanya-nanya soal si intro ektro ini, ngebuat gue mikir, “Hm, kayaknya ini bagus buat ditulis di blog,” Jadi disini, gue bakal sedikit ‘ngelurusin’ beberapa stereotype yang sering didapatkan oleh orang-orang introvert ataupun ekstrovert.
Disclaimer dulu. Gue mau ngingetin sama kalian semua, kalau gue ini bukan psikolog. Gue juga bukan ahli kepribadian. Disini, gue cuman mau berpendapat dan share apa yang gue tau, yah meskipun nggak banyak sih. Oh iya, harus gue akui, ngomongin soal kayak gini emang agak bikin pusing, karena banyak teori atau pendapat yang berbeda-beda. Tapi, semoga gue bisa menyampaikannya dengan baik ya! Dan gue pun akan berusaha menyampaikannya secara singkat kok, supaya nggak bertele-tele. Tapi kalau kalian masih pusing, ya.. takdir, hehe
Oke,
sebelum gue mulai, gue mau tanya sama kalian, kira-kira, kalian itu introvert
atau ekstrovert?
But,
kalau kalian masih bingung, “Kayak gitu taunya dari mana?” kalian bisa tes MBTI
di google, evaluasi diri sendiri, ataupun minta pendapat temen-temen kalian.
Gue dulu yaa. Gue ini, bisa dipastikan, anaknya ekstrovert abis! Gue seneng jalan-jalan, gue seneng ngomong, gue seneng bersosialisasi, dan sebagainya. Intinya, gue menemukan energi gue tuh dari luar. Berbeda dengan introvert, yang menemukan energinya dari dalam dirinya.
Tapi, selama ini, gue sering banget denger stereotype tentang ekstrovert yang selalu bikin gue gemes. Contohnya umumnya ya, kayak yang gue paparin tadi di awal. Nah, sekarang bakal gue bahas lebih ‘dalam’ nih, tentang kepribadian yang jadi ciri khas gue. Oke, gue bahas tentang ekstrovert dulu ya!
Kayak yang gue sempet singgung diatas, ekstrovert itu adalah orang-orang yang dapet energi, atau ‘re-charge-‘ energi mereka dari luar. Misalnya, ngobrol atau kumpul sama orang lain, berinteraksi, bersosialisasi, dan sebagainya. Jadi, ketika mereka ngobrol atau interaksi sama orang tuh, mereka ngerasa seneng, ngerasa semangat alias energinya full lagi. Orang-orang ekstro, biasanya nggak betah atau gabut kalau sendirian dalam waktu yang lama. Makanya, nggak heran kalau orang ekstrovert itu biasanya aktif, dan seneng ngomong. Karena dari situlah mereka memperoleh energi. Nah tapi, ada tuh, label-label tentang ekstrovert, yang belum tentu bener say. Disini, gue bakal ambil contoh 1 aja ya, yang paling relate sama gue.
Katanya, orang-orang ekstrovert itu batre sosialnya nggak bakal ngedrop, jadi, orang ekstro mah nggak butuh waktu sendiri.
Cuy, kata siapa?
Gue
sangat menolak label itu. Karena faktanya, baik intro maupun ekstro, itu
sama-sama perlu waktu untuk sendiri. Orang yang punya kepribadian ekstro, batre
sosialnya juga bisa abis. Orang ekstro juga bisa ngerasa oversharing,
dan mereka juga bisa ngalamin fase males ngobrol sama orang.
Pernah
waktu itu, pas gue jadi panitia MPLS kalau nggak salah. Disitu, jujur gue capek
banget harus interaksi sama adek-adek kelas dari pagi sampe siang. Nggak cuman
itu, gue juga harus membuat suasana jadi cair dan menyenangkan, supaya
adek-adek kelas nggak bosen dong, disitu gue ngerasa, “Anjir, ternyata yang
kayak gini lebih bikin capek daripada aktivitas fisik ya,” Nah, akhirnya gue
tepar. Pas nyampe rumah udah nggak sanggup ngomong dan tertidur pulas.
Gue
juga waktu itu dateng ke suatu event, dan ternyata disitu banyak banget
orang, rame brutal. Awalnya gue fine-fine aja, tapi anjir lama-lama gue
enek banget cuy sampe mabok. Disitu gue langsung nggak nyaman berada di situ,
dan pada akhirnya ngebatin, tangan gue seakan-akan melambai minta tolong sambil
ngasih isyarat, “Bawa gue pergi dari sini, plis..” atau, “Ada tempat sepi nggak?
I need that bruh, gue enek liat banyak orang,”
Yang
lucunya, kadang suka ada yang komen, “Kok bisa sih, Ra? Padahal, kamu kan
ekstro,” atau, “Wah, gimana sih yang ekstro? Kok langsung mogok ngomong dan pengen
sendiri?”
Gue rasa, orang-orang terlalu nganggep kepribadian tuh ‘sehitam putih’ itu. Like.. “Oh, kalau lu introvert ya, lu pendiem,” atau, “Lu kan ekstrovert, fix pasti selalu aktif,” Padahal ya, nggak ada yang 100% introvert atau ekstrovert, masing-masing dari kita tuh punya sisi intro dan ekstro, cuman dominannya lebih kemana, gitu. Gue emang menemukan energi gue ketika bersosialisasi, tapi bukan berarti gue nggak butuh waktu sendiri.
Nah, itulah miskonsepsi yang paling sering gue alami tentang ekstrovert. Masih ada sih beberapa, kayak, anak ekstro tuh pasti temennya banyak, anak ekstro tuh suka basa-basi, dan sebagainya. Well, semua itu belum tentu bener ya bestie! Karena, itu semua gimana kemampuan interpersonal, bukan tergantung intro ekstro.
Nah sekarang, gue mau bahas tentang introvert. Uuu.. siapa nih, si paling introvert?
Sisi introvert diri gue tuh emang kayaknya sedikit, tapi temen-temen gue rata-rata introvert. Jadi, banyak dikitnya, gue bisa belajar tentang hal ini dari mereka. Oh iya, ini juga bukti, bahwa introvert tuh temennya nggak harus introvert lagi. Introvert juga bisa berteman dengan ekstrovert.
Begitu
gue tanya ke beberapa orang tentang introvert, jawaban mereka beragam!
Ada yang bilang, orang introvert itu nggak suka orang-orang, introvert itu keren (soalnya misterius), introvert itu lebih buruk dari ekstrovert, bahkan ada yang bilang kalau orang introvert itu yang suka pake earphone sambil baca buku.
Berlawanan
dari ekstrovert, jadi introvert itu adalah orang-orang, yang menemukan energi dari
dalam dirinya sendiri. So, mereka ngerasa energi mereka keisi tuh, ketika
mereka lagi sendirian. Kayak dengan me-time, sendirian dikamar sambil
denger musik, atau pergi ke perpustakaan dan baca buku, disitulah they feel
fresh and happy. But, menurut gue, introvert ini banyak miskonsepsinya nih.
Yang
paling sering gue denger sih, ya itu, katanya introvert itu pemalu. Padahal, belum
tentu cui. Inget, intro atau ekstro itu cuman ngomongin lu dapet energinya
dari mana, apakah dari dalam diri lu, atau dari luar. Selebihnya, semua itu
belum tentu bener. Introvert juga bukan berarti benci sama orang-orang, bukan
berarti mereka nggak bisa bersosialisasi, dan sebagainya. Kalaupun ada, ya, nggak
semuanya begitu say.
Dan seringkali, orang introvert tuh dianggap sebelah mata, dikira leadershipnya kurang bagus. Karena katanya, orang introvert itu cenderung pasif dan punya kemampuan sosial yang rendah. Buat kalian yang introvert, nggak usah takut bestie, karena Introvert itu nggak nentuin skill sosial, dan yang namanya leadership ataupun public speaking, semua itu bisa dipelajari dan dilatih, jadi nggak begitu ngaruh sama kepribadian.
So, inti yang mau gue sampaikan adalah, yang namanya kepribadian, itu tuh nggak sekaku itu. Nggak sehitam-putih itu. Ekstrovert perlu waktu sendiri, dan introvert pun perlu waktu untuk bersosialisasi. Gue ini seorang ekstrovert, karena sikap dan kepribadian gue memang dominan ekstro. But, gue juga punya sisi introvert. Begitupun sebaliknya bagi orang yang introvert.
Once again, intro dan ekstro, cuman tentang bagaimana cara mereka memperoleh energi. Selebihnya, itu tergantung masing-masing. Makanya, nggak semua orang intro atau ekstro tuh sama. Nah, ada baiknya kita berhenti untuk mengeneralisasi, atau melabel-labelkan sesuatu, terutama tentang kepribadian yang pastinya juga ditentukan oleh banyak faktor.
Dan inget, introvert atau ekstrovert, sama aja, nggak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Dua-duanya unik dengan caranya masing-masing.
Gue rasa, cukup sekian blog dari gue. Makasih banget buat temen-temen semua yang udah baca, maaf kalau gue cuman mampu ngejelasin dengan cara yang sederhana, tapi, gue harap kalian suka dan paham inti dari yang tulisan gue ini. Oh iya, kalau kalian mau sharing ataupun diskusi tentang hal ini, boleh banget ya! Gue bakal seneng banget :D
Thank
you everyone! Stay productive, and see you on my next blog!
Much love,
Khaira NR
Komentar
Posting Komentar