STEREOTYPE

 “Anak broken home tuh pada nakal tau..”

“Emang kamu nggak tau? Orang Batak itu kasar lho,”

“Ih, cewek itu rempong banget, cengeng pula,”

“Hati-hati, orang kaya tuh pada sombong..”


Halo semua! Di blog gue kali ini, gue pengen banget bahas soal stereotype, karena ya, gue cukup greget sama topik yang satu ini sejak lama. Tapi sebelum kita ngomongin topik ini lebih jauh, ada baiknya kalau kita tau dulu, pengertian dari stereotype itu sendiri.


Stereotype atau stereotip adalah suatu asumsi atau stigma terhadap seseorang berdasarkan keyakinan yang dipercaya masyarakat atau berdasar pengalaman masa lalu. Atau, stereotip adalah penilaian terhadap seseorang berdasarkan kelompok sosialnya. Contohnya seperti diatas, dimana kita menilai seseorang tersebut berdasarkan golongannya. Kayak, ‘Orang China mah pada pelit,’ ‘Anak pinter mah nggak suka jalan-jalan,’ dan lain sebagainya.


Menurut gue, stereotip ini ada dimana-mana. Khususnya di Indonesia. Dan si stereotip ini, tidak hanya berlaku berdasar suku bangsa, ras, atau golongan tertentu saja. Ada contoh-contoh lain yang lebih relevan atau mungkin lebih sering kita temui.


Contoh pertama, penyanyi club malam. Ya, seperti yang kita tau, bahwa seseorang dengan pekerjaan ini mendapat stereotip atau stigma buruk dari masyarakat umum. Hanya saja, kadang stereotip buruk ini merembet ke orang-orang yang bekerja shift malam. Orang yang bekerja hingga larut langsung dianggap buruk dan disangka yang tidak-tidak. Padahal ya, mereka hanya kerja biasa, dan pulang malam karena lembur saja.


Contoh yang kedua, maraknya kasus korupsi yang dilakukan oleh jajaran pemerintah membuat rakyat menyamaratakan seluruh staff pemerintahan. Padahal, mungkin tidak semuanya seperti itu. Tapi karena stereotip yang ada, semuanya dianggap sama. 


Dan contoh yang terakhir, orang kaya dianggap selalu sombong dan tukang bully. Gue tebak, stereotip ini sering muncul dari film atau sinetron di TV. Karena, tokoh antagonis di TV yang menyebalkan dan kejam, biasanya diceritakan sebagai anak orang kaya. 


Itulah sedikit contoh-contoh dari stereotip yang ada. Sebetulnya, masih banyak contoh yang lain. Bahkan seksisme sendiri, itu merupakan bagian dari stereotip. Bedanya, seksisme ini merupakan penggolongan terhadap seseorang berdasar gender.


Stereotip ini tentu saja menimbulkan efek yang negatif, karena melalui hal ini, kita jadi terlalu mengkotak-kotakkan seseorang berdasar background atau golongan mereka, yang mungkin saja orang tersebut tidak seperti itu. Jangan hanya karena ia masuk dalam suatu ‘golongan’ yang serupa, maka ia dianggap sama. Dan jika stereotip ini terus dibiarkan, maka bisa menimbulkan sikap diskriminatif.


Sekarang kita masuk ke point ke-3, yaitu, kok bisa sih stereotip ini muncul? Oke, ini bakal gue jawab, menurut asumsi atau pendapat gue. Jawabannya adalah, tergantung. Stereotip bisa muncul bisa jadi karena pengalaman pribadi, misalnya seseorang yang pernah diperlakukan tidak enak oleh orang dengan suku tertentu. Karena hal itu, ia jadi menganggap seluruh suku 

tersebut memang less-attitude. Dan setau gue, stereotip ini biasanya muncul dari pengalaman hidup dan anggapan orang lain. Misalnya, orang dari mulut ke mulut menyebarkan stereotip yang diyakininya. Misalnya, “Eh, hati-hati, anak broken home tuh pada nakal lho,” dan lain sebagainya.


Tapi, karena stereotip ini sudah ada dan sudah mengakar kuat, terutama di masyarakat kita, namun bukan berarti tidak bisa dikurangi. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan, buat mengurangi si stereotip ini.


Pertama, coba kita biasakan untuk melihat segala sesuatu itu, jangan berdasar background, tapi dari individunya. Misalnya, karena seseorang itu broken home, ya bukan berarti dia nakal. Banyak kok anak broken home yang sukses, yang berprestasi, gimana orangnya aja. 

Kedua, yakinkan diri bahwa tidak semua individu dalam suatu golongan itu sama. Biarpun mereka memang berasal dari latar yang sama, namun setiap manusia tentunya berbeda, tidak bisa disamakan. Yang kembar aja berbeda, apalagi ini.

Ketiga, tingkatkan kontak atau hubungan dengan anggota kelompok sosial lain, supaya kita bisa belajar memahami orang dengan latar yang berbeda.

Dan yang terakhir, kita bantu supaya orang lain bisa sadar akan hal ini, supaya stereotip negatif yang sudah mengakar kuat ini, perlahan bisa berkurang.


Segini dulu blog dari gue. Semoga tulisan gue ini bisa bermanfaat. Dan gue pengen tau apa pendapat kalian tentang topik ini, bisa kalian tulis di komentar.

Terimakasih buat yang udah baca, stay healthy and see you on the next blog!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WHY I MADE A CONTENT?

2022 Recap