TALK ABOUT GROWING UP
I'm mad at disney, disney
They tricked me, tricked me
Had me wishing on a shooting star
But now I'm twenty something I still
know nothing
About who I am or what I'm not
Lirik diatas adalah sepenggal lirik
dari lagu Mad at Disney yang rilis
pada tahun 2020 lalu. Sebagai remaja yang semasa kecilnya ditemani oleh dunia
Disney, lagu ini amat sangat relate-able
buat gue pribadi. Karena, dunia Disney
yang indah serta penuh dengan fantasi pun memberikan gue gambaran, bahwa hidup
gue pun kedepannya akan berjalan seperti itu. Ya, gue pikir dunia tuh akan selalu bahagia dan selalu berwarna cerah. Tapi nyatanya, ketika gue keluar dari masa
kanak-kanak gue, gue langsung merasa ditipu oleh dunia Disney yang amat sangat happy
dan ceria itu.
Gue sering protes sendiri, kenapa
nggak ada yang ngasih spoiler bahwa
menjadi dewasa itu akan seperti ini. Ini dikarenakan, dimasa kecil gue dulu,
gue malah berharap pengen cepet-cepet gede. Karena gue adalah orang yang susah
diatur, dan gue pikir kalau udah gede tuh nggak ada yang bakal ngatur-ngatur
gue.
Waktu gue SD, gue paling nggak suka
disuruh tidur siang. Ya, mungkin rata-rata anak kecil memang nggak suka disuruh
tidur siang, entah kenapa alasannya. Mungkin karena waktu siang adalah waktu
yang pas untuk main.
Selain tidur siang, gue selalu disuruh
untuk tidur jam 8 atau 9 malam, padahal gue tadinya masih pengen begadang buat
sekedar nonton acara di TV ataupun marathon Barbie.
Tapi, siapa sangka pas gue gede gue
bakal menginginkan buat bisa tidur siang dan bisa tidur dibawah jam 12 malam. Tak jarang juga gue merindukan masa kecil gue yang tanpa beban itu.
Ketika gue mulai memasuki masa remaja,
dimana sedikit demi sedikit gue dikasih liat “kehidupan” sebenarnya, gue
akhirnya tau, kalau gue hidup bukan di dunia Disney. Gue mulai merasakan hal-hal yang nggak enak yang belum
pernah gue rasain selama gue kecil. Sampai ada hal-hal yang membuat gue
berpikir kayak, “cuy, hidup tuh keras ya.”
Di masa remaja ini, gue mulai mengalami yang namanya stress, yang namanya nangis-nangis beneran (maksud gue bukan nangis karena jatoh dari sepeda) dan masalah yang gue rasa nggak kelar-kelar.
Gue pun, sempet mengalami ketakutan
buat bertumbuh. Gue takut jadi dewasa. Karena permasalahan-permasalahan
kedepannya pasti bakal lebih berat lagi.
Tapi, akhirnya gue mampu menepis semua
ketakutan gue dengan hal yang terjadi belakangan ini.
Memang kadang gue selalu diterpa oleh hal-hal pahit yang sebenarnya nggak gue inginkan. Tapi nggak jarang juga, hal-hal tersebut berdampak baik buat gue. Hal-hal nggak enak itu bikin gue jadi makin kuat dan bisa belajar banyak hal, ketimbang bila gue yang selalu dikasih hal-hal yang menyenangkan, yang enak.
Sahabat gue pernah bilang sama gue, kalau gue selalu hidup dalam dunia
yang menyenangkan, kapan gue kuatnya, kapan gue bakal bisa belajar buat lebih
baik lagi, yang ada malah gue nggak akan berkembang.
Bahkan yang gue lihat,
karakter-karakter di film Disney juga bisa menjadi lebih kuat dan bahagia
setelah mereka ditempa masalah, dan mereka mampu menyelesaikan masalah
tersebut.
Dan makin kesini, gue makin sadar
kalau gue tuh adalah orang yang sangat beruntung. Masa kecil gue memang udah
berlalu, tapi gue merasakan masa kecil yang menyenangkan.
Ternyata banyak anak-anak diluar sana yang
sedari kecil mereka sudah banting tulang, mereka nggak punya rumah, nggak punya
orangtua, sehingga mereka tidak bisa bermain dan belajar layaknya anak-anak
lain, mereka sudah harus berjuang bertahan hidup di usia yang seharusnya mereka
belum memikirkan tentang itu. Namun, sisi positifnya adalah, mereka memang
masih kecil, tapi sudah kuat untuk menjalani masalah-masalah kehidupan. Mereka
sudah terbiasa untuk merasakan hal yang nggak enak, dan itu bisa mendewasakan
diri mereka.
Gue pun sadar, seharusnya gue bisa lebih bersyukur atas hidup gue, dan gue lebih bisa memahami bahwa nggak semua yang nggak enak itu buruk, dan permasalahan yang selama ini gue hadapi itu adalah proses gue untuk makin kuat dan dewasa.Gue pun teringat dengan salah satu quotes, dari film Disney juga, yang bilang:
"Terkadang kau harus merasakan kesedihan, agar kau menyadari betapa berharganya suatu kebahagiaan" -Inside Out-
It makes sense, karena bener yang tadi dibilang oleh sahabat gue, untuk bisa lebih bersyukur atas kebahagiaan yang gue dapet, tentunya gue harus ngerasain sedih dulu, ngerasain nggak bahagia dulu.
Gue baru memiliki mindset yang "bijak" itu akhir-akhir ini sebenernya. Dan gue merasa, memang masa kecil adalah masa-masa yang paling bahagia, namun masa-masa lain juga memiliki kebahagiaan tersendiri. Di setiap masa yang dilalui, pasti ada sisi "bahagia" yang tidak bisa dirasakan di masa sebelumnya. That's why, we have to enjoy every moment. Seperti disaat remaja sekarang, bisa hang out sama teman, bisa ikut berbagai kegiatan, berdiskusi banyak hal sama sahabat dari mulai hal serius sampai receh, bisa nyelesein suatu masalah. That's a happiness.
Komentar
Posting Komentar